[CLOSE] I'm a Missing Kid

Setting : sebuah taman
Waktu : Sore menjelang malam
Suasana : Sepi
ooc : invited only
------------------------------------------------
Sial! Sungguh sial Akira hari ini. Akira baru saja pulang ke rumah ayahnya, lai-lagi ia bertemu kakak perempuannya dan lagi-lagi ia di dandanimenjadi anak perempuan berpita dan bernekomimi.

Setelah pulang dari rumah ayahnya, Akira naik taksi, tapi ternyata supir taksinya adalah seorang penjahat. Akira dirampok. Semua uangnya diambil. Bahkan, jaket yang ia kenakan juga diambil. Akira diturunkan di tengah jalan

Akira terus berjalan dan berjalan, sekarang Akira berada di sebuah taman yang hampir semua tempatnya di tutupi oleh salju yang berwarna putih bersih. Akira kedinginan dan kelaparan. Di rumah ayahnya tadi, akira tidak sempat makan sedikitpun. Pas sampai rumah Akira langsung di tarik oleh kakak peremouannya dan langsung di dandani jadi nekomimi.

Akira merasa tidak sanggup lagi berjalan, akhirnya, hanya berdiri di bawah pohon sambil memeluk tubuhnya sendiri. Berusaha melawan rasa dingin yang menyerang.

Hari ini begitu dingin, walaupun dari kemarin kemarin sudah dingin, entah mengapa hari ini terasa lebih dingin. Fuuh, Mitsuki berharap musim dingin cepat berakhir. Memang, Mitsuki tidak kuat terhadap hawa dingin. Hari ini saja ia menggunakan pakaian sampai 4 lapis. Mitsuki memang paling suka dengan musim semi, karena hawanya yang tidak begitu dingin dan tidak begitu panas.

Mitsuki yang baru kembali dari kampusnya, berjalan melewati taman yang memang selalu ia lewati untuk mencapai apartemen. Sebelumnya ia sudah membeli segelas teh hangat yang rencanannya akan ia nikmati di taman. Sesampai di taman, ia duduk di sebuah kursi panjang dan menyeruput tehnya yang hangat. Haah, nikmatnya..

Ditengah kegiatan menyeruput teh hangatnya itu, Mitsuki melihat seseorang di bawah sebuah pohon. Mitsuki sedikit menekan kaca matanya agar dapat melihat siapa orang itu. Sepertinya kaca mata Mitsuki harus ditambah minnya. Ternyata orang yang sedang berdiri sendiri di bawah pohon itu, bukanlah orang yang asing bagi Mitsuki. Mitsuki merasa harinya akan terganggu lagi.

Tadinya Mitsuki ingin mengabaikannya. Ia tak mau harinya terganggu lagi seperti kemarin. Tapi, Mitsuki melihat Akira menderita sekali. Sudah kedinginan karena ia tak memakai jaket, tampangnya pucat pula. Mitsuki merasa tak tega. Aduuh, benar-benar.. Mitsuki orang yang terlalu baik narsis

Mitsuki berjalan mengahampiri tempat dimana Akira berdiri. Mitsuki melepaskan jaketnya dan memakaikannya ke Akira dari belakang. "Oi, apa yang kau lakukan di tempat ini? Mana nggak pake jaket pula! Sudah siap mati kedinginan?", Ucap Mitsuki kepada Akira yang sedang menggigil. "Nih, mau?", Ucap Mitsuki menyodorkan tehnya yang masih tersisa setengah gelas.

Akira yang sedang putus asa mendengar suara seseorang yang sepertinya di kenalnya. Benar saja, Akira melihat itsuki ada di depannya.

"Oi, apa yang kau lakukan di tempat ini? Mana nggak pake jaket pula! Sudah siap mati kedinginan?"

"Mitsuki-kun."Akira tersenyum lalu langsung memluk Mitsuki dengan erat. "Aku dirampok. Jaketku diambil. Aku kelaparan. Sekarang aku hampir mati kedinginan." Akira menjelaskan pada Mitsuki. Ia memeluk Mitsuki makin erat.

"Nih, mau?", Ucap Mitsuki menyodorkan tehnya yang masih tersisa setengah gelas.

"Terima kasih.." Akira melepas pelukannya dan menerima gelas yang disodorkan oleh Mitsuki. SRRRUUUPPPT...Akira meminumnya hingga kandas tak bersisa. Lumayan untuk menghangatkan tubuh.

Haah, musim sepertinya belum berganti. Udara masih dingin, salju yang masih menyelimuti kota. Orang orang yang masih berpergian menggunakan pakaian musim dinginnya. Musim dingin.

Rev berjalan dengan masih menenteng tas laptop nya. Dengan tubuh ditutupi jaket. Ya, Rev baru saja pulang kuliah. Karena ada tambahan dan acara-acara yang menurutnya tak penting, menyebabkan ia pulang sesore ini.

"Ah, udaranya mendingin. Perutku lapar pula," gerutunya sambil terus melangkah menuju apartemennya.

Tanpa ia sadari (dari tadi ia berjalan dengan pikiran kosong) ia melangkahkan kakinya di taman. Itu artinya apartemennya sudah cukup dekat. Ia pun mempercepat langkahnya, namun kembali melambat ketika melihat orang. Jumlahnya dua orang. Berada di bawah pohon. He? Berdua? Di bawah pohon?

Pikirannya membelek belok mencoba berfikir, biasanya apa yang dilakukan dua orang di bawah pohon? Hey Rev, mereka itu dua-duanya laki-laki. Tak mungkin mereka melakukan 'itu'.

Rasa penasarannya membuat kakinya melangkah mendekat. Semakin dekat, semakin dekat ke arah pohon.

"Hey, sepertinya aku kenal dia," dari belakang Rev menunjuk laki-laki yang tak menggunakan jaket (mitsuki). Langsung saja Rev menampakan diri. "Hey, kau mitsuki yang waktu itu kan?" tanya Rev kepada laki-laki yang seingatnya bernama Mitsuki.

"Hey, kau sedang melakukan apa dengan dia?" bisik Rev bertanya kepada Mitsuki. Mungkin karena lelah dan lapar lah yang membuat otak Rev sedikit kacau.

"Mitsuki-kun."Akira tersenyum lalu langsung memluk Mitsuki dengan erat.

Apa sekarang? Akira langsung memeluk Mitsuki begitu saja dengan erat. Sampai sampai kaca mata Mitsuki hampir terjatuh. "Oi oi, ada apa ini? Kenapa kamu Akira?", Tanya Mitsuki sambil mencoba melepas pelukan Akira, namun tidak berhasil lalu membetulkan kaca matanya yang hampir terjatuh itu.

"Aku dirampok. Jaketku diambil. Aku kelaparan. Sekarang aku hampir mati kedinginan." Akira menjelaskan pada Mitsuki. Ia memeluk Mitsuki makin erat.

Eeeh?? Akira dirampok? Kemarin ia lupa membawa uang ke restaurant, lalu ia tidak punya sendok, dan sekarang-- Dirampok?? Hidup macam apa sih yang dilalui oleh anak ini. Mitsuki merasa heran sendiri melihat Akira. "Aduh aduh, baiklah.. Lepaskan aku dulu. Aku tak bisa bernafas.", Ucap Mitsuki meminta Akira melepaskan pelukannya.

Akhirnya Akira melepaskan pelukannya dan Mitsuki pun bisa kembali bernafas dengan bebas. Setelah melepaskan pelukannya Akira langsung mengambil teh yang tadi Mitsuki tawarkan dan langsung meminumnya dengan habis. "Aah, selamat tinggal tehku..", Ucap Mitsuki dalam hati.

"Ya sudah, jadi.. Sekarang kamu mau apa? Lapor polisi atau langsung pulang?", Tanya Mitsuki kepada Akira. Huh, rasanya Mitsuki ingin cepat-cepat pulang. Jika tahu akan jadi seperti ini.. Mitsuki tidak akan mampir ke Taman. Ditengah perbincangannya dengan Akira, tiba-tiba seseorang datang menghampirinya dan itu membuat Mitsuki sedikit kaget.

"Hey, kau mitsuki yang waktu itu kan?" tanya Rev kepada laki-laki yang seingatnya bernama Mitsuki.

Ternyata orang itu adalah orang yang waktu itu ia tabrak di mini mart. Kalau tidak salah namanya Revere bla bla. Yah, nama belakangnya cukup sulit untuk diingat. "Ah, ya.. Kau tidak salah, aku Mitsuki. Tidak sangka kita akan bertemu lagi.", Ucap Mitsuki tersenyum.

"Hey, kau sedang melakukan apa dengan dia?" bisik Rev bertanya kepada Mitsuki. Mungkin karena lelah dan lapar lah yang membuat otak Rev sedikit kacau.

Hei, pertanyaan itu seakan akan mengatakan bahwa Mitsuki adalah om om mesum. "Tidak.. Aku hanya kebetulan bertemu dengannya, yah.. Seperti yang kau lihat, ia seperti anak hilang bukan? Aku hanya tidak tega meninggalkannya sendiri.", Ucap Mitsuki balas berbisik kepada Rev.

'aduh, lapar..' perut Rev seperti teriak minta diberi makan. Memang dari pagi-pagi Rev hanya mengisinya dengan satu buah roti selai coklat susu. Itu pun tidak semuanya dimakan, jadi wajar kalau perutnya sekarang berteriak minta makan.

Dan ketika mata Rev menangkap dua sosok sedang berdua di bawah pohon, laparnya langsung hilang. Sekarang digantikan rasa penasarannya.

Setelah dekat, kalau diperhatikan dia adalah Mitsuki. Menyangka Mitsuki melakukan 'itu', Rev pun berbisik memastikan.

"Tidak.. Aku hanya kebetulan bertemu dengannya, yah.. Seperti yang kau lihat, ia seperti anak hilang bukan? Aku hanya tak tega meninggalkannya sendiri."

"Oh, ku kira kau melakukannya. Karena ku dengar-dengar tak sedikit lho yang melakukan 'itu'," ucapnya. Otak nya kacau-sudah seperti orang mabuk.

"Hey, kau bilang apa? Anak hilang? Hahahaha, kau ini!" tambah Rev sambil tertawa terpingkal-pingkal seperti orang mabuk. Ia memandang sejenak ke anak yang disdbut anak hilang oleh Mitsuki.

Yah, inilah Rev, kalau perut kosong akan kacau, seperti orang mabuk. "Hey," Rev memanjangkan tangannya ke arah pohon- menyudutkan Mitsuki ke pohon, kemudian mendekatkan wajahnya, semakin dekat, semakin dekat ke wajah Mitsuki. "Kau tahu, aku sangat lapar.." tambah Rev sambil membisikan ke telinga Mitsuki yang hanya satu atau dua senti meter dari bibirnya. Kemudian Rev langsung mendaratkan ciuman di pipi Mitsuki. Entah, apa yang di perbuat Rev di atur oleh otaknya yang kacau atau kemauannya sendiri.

Mitsuki merasa agak senang dengan kedatangan Rev. Karena, mungkin ia bisa Mitsuki seret ke dalam masalahnya. Kalau Mitsuki menyelesaikan masalahnya hanya dengan Akira, sama saja menyelesaikannya sendirian. Tapi, kenyataannya, Rev datang untuk menanyakan hal yang aneh aneh.

"Oh, ku kira kau melakukannya. Karena ku dengar-dengar tak sedikit lho yang melakukan 'itu'," ucapnya. Otak nya kacau-sudah seperti orang mabuk.

He? Mitsuki tidak mengerti apa yang Rev maksud dengan sebutan 'itu'. Bahkan ia tidak mengerti semua perkataan Rev. "Hee? Aku tidak mengerti apa yang kau katakan..", Tanya Mitsuki.

"Hey, kau bilang apa? Anak hilang? Hahahaha, kau ini!" tambah Rev sambil tertawa terpingkal-pingkal seperti orang mabuk. Ia memandang sejenak ke anak yang disdbut anak hilang oleh Mitsuki.

Mitsuki hanya bisa terdiam heran melihat tingkah laku Rev yang tertawa hingga terpingkal pingkal itu. Rasanya yang tadi Mitsuki katakan tidak selucu itu. Perasaan Mitsuki tidak enak. Apakah orang ini Mabuk?

Saat Mitsuki sedang terdiam merenung berpikir banyak hal. Tiba-tiba saja Rev melakukan sesuatu yang sangat ia tak duga. Ia menyudutkan Mitsuki ke pohon dan membisikan Mitsuki sesuatu dengan jarak yang sangat dekat. Hal itu membuat Mitsuki sangat risih.

"Kau tahu, aku sangat lapar.."

Apa? Lapar? Jika Rev lapar apa maksudnya ia melakukan hal ini? Mitsuki benar-benar sudah kehabisan akal. "Ha? Jika kau lap..", Belum selesai mengucapkan sebuah kalimat, Mitsuki merasa pipinya disentuh sesuatu, dan itu adalah bibir Rev! "A-Apa yang kau lakukan?!", Tanya Mitsuki panik sambil memegangi pipi di mana tadi Rev mendaratkan bibirnya. Bagaimana tidak panik, ia telah dicium seorang lelaki! Itu kan tidak normal. Dan sekarang, wajah Mitsuki memerah!

Akira yang sedang memeluk Mitsuki tiba-tiba didatang oleh orang aneh. Orang itu berambut kuning sama seperti dirinya.

"Oh, ku kira kau melakukannya. Karena ku dengar-dengar tak sedikit lho yang melakukan 'itu',"
“Melakukan ‘itu’? Melakukan apa maksudnya? Jadi anak nyasar kah?” Tanya Akira dengan polosnya.


"Hey, kau bilang apa? Anak hilang? Hahahaha, kau ini!" tambah Rev sambil tertawa terpingkal-pingkal seperti orang mabuk.

“Kamu jahat banget sih! Aku lagi kena musibah tau!” Akira kesel karena masih saja ada orang yang mentertawai dirinya. Padahal dirinya sudah kena musibah bertubi hari ini. Sudah di dandani oleh kakaknya menjadi nekomimi-maid, di rumah ayahnya tidak sempat makan, sekarang dirampok, trus ditertawai oleh orang ini! Lengkap sudah penderitaanya.

"Kau tahu, aku sangat lapar.." tambah Rev sambil membisikan ke telinga Mitsuki yang hanya satu atau dua senti meter dari bibirnya. Kemudian Rev langsung mendaratkan ciuman di pipi Mitsuki

“”APA YANG KAMU LAKUKAN PADA MITSUKI?” Tanya Akira dengan marah. Memang Akira tidak berhak marah pada Rev, karena Mitsuki memang bukan siapa-siapanya, tapi tetap saja, Akira merasa kesal terhadap Rev, lagi pula, kenapa Mitsuki mau saja di cium oleh Rev??

Akhirnya Akira menarik tangan Mitsuki. “Mitsuki, ayo kita pulang!”Ucap Akira sambil menarik Mitsuki. Tanpa sepengetahuan Mitsuki dan Rev, Akira menangis. Karena Akira lapar, sedih, marah dan kelelahan, Akhirnya Akira tidak dapat menopang berat tubuhnya lagi. Akira Ambruk dan pingsan.

Mitsuki masih bengong di tempat dengan muka merah dan masih memegangi pipinya. Mitsuki benar benar kehabisan akal, tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Baru saja ia dicium pipinya oleh seseorang yang baru baru ini ia kenal, tapi yang menjadi masalah utamannya adalah orang itu berjenis kelamin sama dengan Mitsuki. Mungkin, Mitsuki memang benci dengan wanita.. Tapi, bukan berarti dia harus suka dengan lelaki bukan?

Mitsuki tidak bisa berkata-kata, ia hanya bisa berdiam diri menatap wajah Rev yang tidak jauh dari wajahnya. Mitsuki masih berpikir apa maksud Rev sebenarnya melakukan hal 'itu'. Haha, mungkin ini yang dimaksud Rev dengan 'itu'? Sama sekali tidak lucu.

Ditengah kebengongannya, tiba-tiba Mitsuki dikagetkan dengan teriakan Akira.

”APA YANG KAMU LAKUKAN PADA MITSUKI?” Tanya Akira dengan marah.

Spontan saja Mitsuki langsung berpaling melihat ke arah Akira. Ya, Mitsuki setuju dengan apa yang dikatakan oleh Akira. Lalu, Akira menarik lengan Mitsuki dan mengajak Mitsuki pulang. Tentu saja Mitsuki mau, karena itu hal yang dari tadi Mitsuki inginkan.

Sebelum jauh, ia berpamitan dengan Rev. Yaah, walaupun Rev telah melakukan hal yang tak pantas kepada Mitsuki, tidak ada alasan untuk tidak bersikap sopan kan? "Hmm.. Rev, aku duluan ya..", Ucap Mitsuki lalu meninggalkan Rev di belakang. Baru melangkah 2 langkah, datanglah sebuah masalah lagi. Huh, Akira pingsan di depan Mitsuki. Harapannya agar bisa cepat sampai rumah dan menikmati sisa harinya dengan bersantai membaca buku, terbanglah sudah..

"Oi, Akira! Bangun! Jangan pingsan di sini.. Pingsanlah jika aku tidak ada.. Aku mau pulang..", Ucap Mitsuki menepuk nepuk muka Akira. Oi, oi! Mitsuki sepertinya sudah mulai stress menghadapi harinya itu, Sampai-sampai ia berkata hal yang aneh terhadap orang yang sedang tidak sadar.

"Rev.. bantu aku mengangkat Akira.. Aku sudah tidak kuat--Dingin!", Ucap Mitsuki kepada Rev. Tenaga Mitsuki sudah hilang dibawa oleh hawa dingin, ditambah lagi, ia sudah menyumbangkan jaketnya untuk Akira.

Lapar. Satu-satunya kata yang diteriakan perut Rev saat ini. Untung saja kulitnya tidak ikutan berteriak 'dingin!'. Di bawah pohon ini Rev berusaha mengendalikan dirinya, tapi sepertinya gagal, dikalahkan oleh rasa laparnya.

"Melakukan 'itu'? Melakukan apa maksudnya? Jadi anak nyasar kah?

"Bukan bodoh.. " ucap Rev nampak kasar. Yah, pada akhirnya ia tak menjelaskan apa yang dimaksud dengan 'itu'. Lalu ketika ia menertawakan anak yang disebut anak hilang oleh Mitsuki, ia merespon.

"Kamu jahat banget sih! Aku lagi kena musibah tau!"

He? Musibah? Memang nya ia sudah cerita ke Rev apa. "Musibah? Haah, itu bukan urusan ku kan," ucapan Rev kali ini tajam sekali.

Setelah tadi dengan tenangnya ia mencium Mitsuki seenaknya, apalagi ya kegilaan yang akan dilakukannya?

"APA YANG KAMU LAKUKAN PADA MITSUKI?

Apa ia buta? Rev kan baru saja mencium pipi Mitsuki. Rev langsung menatap ke lelaki yang jauh lebih pendek daripada dirinya. Mungkin usianya juga jauh lebih muda. "Aku baru saja cium Mitsuki. Kenapa? Kau mau ku cium juga?"

Lalu anak itu langsung menarik tangan Mitsuki- mengajaknya pulang. Tapi, yang terjadi ia malah pingsan.

"Oi! Akira! Bangun! Jangan pingsan di sini.. Pingsanlah kalau aku tidak ada.. Aku mau pulang.."

Oh, jadi namanya Akira. Nama jepang kah?

"Rev.. Bantu aku mengangkat Akira.. Aku sudah tidak kuat-- Dingin!"

"Aku tahu di sini dingin. Oleh karena itu aku tidak mau bantu.." ucap Rev santai tidak berperasaan. Kemudian hanya diam memandangi anak yang bernama Akira itu.

"Aha!" Rev mendekati Akira yang pingsan itu, kemudian ia langsung mendekati Akira, meraba-raba pakaian Akira. "Mitsuki, anak ini punya makanan tidak ya?" Tanya Rev sambil terus meraba-raba pakaian anak itu.

Hari semakin dingin karena hari hampir malam, dan Mitsuki masih saja berada di sebuah taman yang sepi bersama dua orang lelaki. Mereka adalah Akira dan Revere. Akira dan Revere adalah dua orang yang belum satu minggu Mitsuki kenal. Namun, Mitsuki tahu kalau mereka berdua adalah orang-orang yang 'aneh'. Yang satu anak hilang, dan yang satu orang mesum. Setidaknya, itulah mereka di mata Mitsuki.

Keadaan yang terjadi sekarang adalah, anak yang disebut-sebut dengan anak hilang itu sedang tidak sadar atau bisa disebut dengan pingsan. Karena Mitsuki sudah tidak punya tenaga cukup yang disebabkan oleh hawa dingin untuk menggendong Akira pulang.. Maka, ia meminta tolong kepada orang yang disebut-sebut dengan orang mesum itu untuk menggendong Akira pulang, namun ia tidak mau!

"Aku tahu di sini dingin. Oleh karena itu aku tidak mau bantu.." ucap Rev santai tidak berperasaan. Kemudian hanya diam memandangi anak yang bernama Akira itu.

Yaah, Mitsuki mungkin bisa maklum dengan alasan Rev yaitu 'dingin', karena ia juga merasakannya. Tapi, Rev masih kelihatan cukup kuat menggendong Akira yang secara fisik jauh lebih kecil dari Rev. Mitsuki sedikit kesal melihatnya berkata seperti itu.

Mitsuki harus berfikir bagaimana ia bisa menyelesaikan masalah ini.

...

"Mitsuki, anak ini punya makanan tidak ya?" Tanya Rev sambil terus meraba-raba pakaian anak itu.

Mendengar perkataan Rev barusan, Mitsuki-pun mendapatkan sebuah ide. Lalu, Mitsuki melihat kearah Rev. "Hmm.. Aku rasa tidak, Ia kan pingsan karena ia-pun juga lapar sepertimu. Hei Rev! Aku tahu kau lapar.. Kau mau makanan yang banyak dan--gratiss??", Tanya Mitsuki dengan tampang yang agak licik. Lalu, Mitsuki melanjutkan kata-katanya, "Jika kau mau, aku bisa memberikanmu semua itu.. Tapi--", Mitsuki tidak melanjutkan kata-katanya, lalu Mitsuki menunjuk-nunjuk jasad Akira, "Bantu aku membawanya ke apartemen, Ok?"

Terjebak dalam kondisi lapar. Apa-apaan ini. Tak seorang pun punya makanan disini. Yang ia inginkan hanya makanan lalu langsung pulang mengerjakan tugasnya.

Rev masih meraba-raba berusaha menemukan sesuatu yang bisa dimakan didalam kantong anak pingsan. Tapi sepertinya sia-sia. Hasilnya nol.

"Hmm.. Aku rasa tidak, ia kan pingsan karena ia-pun juga lapar sepertimu. Hey Rev! Aku tahu kau lapar.. Kau mau makanan yang banyak dan--gratiss??"

"Hah! Ternyata anak ini tak punya makanan juga. Sial sekali!" gerutu Rev yang belum seratus persen mencerna kalimat Mitsuki barusan. Kawan, dia barusan bilang makanan banyak dan gratis.

"Hey! Apa kau bilang? Makanan yang banyak--dan gratis? Tentu saja aku mau! Kau tak dengar perutku sudah berteriak-teriak?" ucap Rev baru saja mencernanya.

"Jika kau mau, aku bisa memberikanmu semua itu.. Tapi--"

"Tapi apa? Sudah, langsung saja katakan!" Rev sudah tak sabar ingin mengisi perutnya itu.

"Bantu aku membawanya ke apartemen, ok?"

Tangan Mitsuki menunjuk nunjuk ke anak hilang yang pingsan itu. "Mengangkat anak itu? Tak masalah. Ini laptop ku. Tolong bawakan. Ke apartemenmu kan? Baiklah," Rev memberikan laptop nya ke Mitsuki untuk dibawakan. Lalu dengan sedikit usaha ia mengangkat Akira- si anak hilang itu menuju apartemen. Dengan langkah sok tahu ia berjalan ke apartemen sambil menggendong Akira. Bodoh, kau kan tidak tahu apartemen Mitsuki lantai berapa!

(OUT)

"Hey! Apa kau bilang? Makanan yang banyak--dan gratis? Tentu saja aku mau! Kau tak dengar perutku sudah berteriak-teriak?" ucap Rev baru saja mencernanya.

"Bodoh, tentu aku tak mendengar perutmu berteriak-teriak..", Ucap Mitsuki. Mitsuki sudah menyangka bahwa Rev pasti menerima tawaran Mitsuki yang menggiurkan. Tapi, Mitsuki kurang yakin ia mau membantunya.

"Mengangkat anak itu? Tak masalah. Ini laptop ku. Tolong bawakan. Ke apartemenmu kan? Baiklah," Rev memberikan laptop nya ke Mitsuki untuk dibawakan.

Whew...

Ternyata diluar dugaan, Rev mau membantunya. "Apakah Rev segitu laparnya??", Pikir Mitsuki. Lalu, Mitsuki mengambil laptop yang tadi Rev berikan kepadanya untuk Mitsuki bawakan. Yah, setidaknya laptop lebih mudah dibawa dari pada Akira bukan? Mitsuki membawa tas laptop Rev dan mengikuti Rev dari belakang.

"Hei tunggu aku!".

[out]

Akira yang sedang pingsan dibawa oleh Mitsuki dan Rev entah kemana.