[NC17+][CLOSED]What kind of relation this is?

• Closed for Hiryu only again ~ xD
  
• Rating? Jangan ditanya lagi..17+ *bunuh*
  
• Setting: Pagi xD
  

---

Huh, melihat badan yang kaku membuat lelaki yang masih menduduki kursi di sekolah menengah ke atas selalu mengeluh. Apaboleh buat, di keluarga Asreil dahulu dilarang sekali belajar yang memakai kekuatan tubuh atau fisik. Takut terjadi apa-apa dengan sang penerusnya. Oleh karena itu LAverty sangatlah lemah dalam ketegori olahraga atau fisik. Hah, lari saja sih bisa tapi sudah masalah otot berotot jangan ditanyakan kembali.

Disertai niat kuat Laverty meninggalkan kasur hangatnya dan menuju suatu ruangan yang cocok untuk meningkatkan otot pada tubuh. Yup, tempat fitness. Walau sebenarnya enggan, tetapi karena malu dengan tubuh yang kecil apaboeh buat. Serahkanlah pada benda-benda berat itu.

Akhirnya sampai juga dia di ruangan itu. Ah, melihatnya keinginannya menjadi menurun. Melihat sepertinya susah untuk dimainkan. Satu persatu alat dicoba. Akhir-akhirnya tidak bisa juga. Tetap saja tidak kuat dengan hal yang seperti itu. Untungnya pada saat itu tidak ada seorangpun berada disana sehingga mempermalukan diri saja tidak akan kelihatan dan tidak akan diketahui oleh orang-orang.

" ..." tetap berjuang untuk bisa memainkan alat-alat tersebut. Walau mukanya sudah seperti ingin pingsan.

---

OOT: Wew.. *ngakak* mmaf dikit DD: panggilan jiwa sih

Hiryu bergulat di kasurnya, bingung mau melakukan apa.

Ke bar? Tidak mungkin, ini masih pagi, ke kolam renang? Mati aja lu, lagi musim dingin kayak gini?! Oh ya kalau mau menghangatkan diri kenapa dia tidak pergi ke fitness sekalian? Sudah lama juga dia tidak berolahraga walaupun tubuhnya jujur saja sudah tidak memerlukan olahraga lagi mungkin.

Hiryu pun beranjak dari tempat tidurnya, mengambil celana panjangnya yang bisa dipakai secara rileks untuk olahraga, selesai membereskan perlangkapannya dia beranjak pergi ke fitness. Membawa handuk yang dilingkarkan ke lehernya Hiryu pun memasuki ruangan fitness itu.

Dan, wah kejutan yang amat menyenagkan melihat sosok seorang pemuda yang sudah tidak mungkin asing lagi di ingatannya, Laverty Asriel. Dilihat-lihat sepertinya dia sedang kesusahan mencoba alat-alat olahraga yang ada ya. Puh, tubuhnya memang kecil sih, Hiryu sudah hampir tertawa meledak melihat pemuda yang bersusah payah berusaha menggunakan alat olahraga hingga membuat wajahnya pucat pasi seperti itu.

Dengan santainya Hiryu pun menghampiri Asriel, secara diam-diam tentunya, lalu dengan cepat dia memeluk tubuh mungil itu dari belakang. Berbisik pelan di telinga pemuda itu dengan suara yang terbilang jahil.

"Sedang apa kau disini? Olahraga eh? Tapi sepertinya tidak ada yang berhasil ya, yang ada wajahmu itu yang sudah hampir pingsan"

Sekali lagi Hiryu tertawa geli, masih memeluk Asriel dari belakang, rencananya untuk berolahraga mungkin sebaiknya ditunda dulu melihat pemuda di hadapannya yang lebih menarik untuk dimainkan.

---

OOT: Gpp, aku juga pendek nih, maaf yah

Benar-benar pagi yang menyebalkan. Memperlihatkan struktur badan yang kurang--eh, you know--membanggakan. Sampai-sampai berniat yang tidak penting sepertinya. Berolahraga yang menurut Laverty tidak penting itu akhirnya dilakukan karena niat tadi. Walau sebenarnya tidak ingin--tidak ingin lepas dari selimut hangat--melakukan kegiatan yang mengeluarkan banyak keringat. Well, sedikit bergerak apa salahnya?

Muka yang mulai pucat pasi karena mencoba alat yang berada diruang fitness--ruangan yang penuh dengan perabotan olahraga, mungkin membentuk tubuh disini tempatnya--membuat Laverty seperti ingin mati kelelahan. Sebuah kejadian yang bodoh. Jangan sampai terjadi itu semua akan mempermalukan diri. Dia sempat berpikir untuk kekolam berenang. Apa kau gila? Ditengah musim salju kau berenang begitu saja ditengah air es ? Oh dear, jangan ok?

Ah, mengapa menjadi merinding seperti ini? Huh, menakutkan sekali. Pasti akan ada kejadian yang menakutkan akan terjadi dipagi ini. Tidak lama merasa seperti itu, suara yang sepertinya sudah dikenal sangat lama kembali datang. Yap, Hiryu datang. Mulai juga dengan memeluk kembali badan kecil Laverty sambil berbisik yang terdengar seperti mengejek? Hmph, lagi-lagi dijahili oleh Hiryu.

" Eh?! Hiryu! Betul olahraga. Biarkan aku memang se... Kit.." malu dengan ucapan sendiri wajar bukan ? Pasti akan ditertawakan oleh Hiryu jika sebenarnya Laverty tidak bisa berolahraga.

" Hir..yu? Kenapa kau disini?" mencoba mengalihkan pembicaraan.

Kalau dipikir-pikir Hiryu ke fitness ini kan hanya karena dia tidak tahu harus melakukan apa lagi di kamar kan? Mengingat dia sudah lama tidak berolahraga karena waktu yang tidak sempat ya karena harus bekerja sambilanlah, ya karena harus begadang mengerjakan tugas kuliahnyalah, dsb, yang tidak usah diingat lagi deh, membuat Hiryu pusing saja kalau mengingatnya.

Tapi bad mood yang baru saja dilaluinya langsung menghilang ketika melihat pemuda bergelas sapphire yang ada di hadapanya sekarang ini, hmp, benar-benar lucu melihat pemuda di hadapannya sekarang sedang kesusahan seperti ini. Tubuh yang benar-benar mungil kalau dibandingkan dengan Hiryu tentunya, tidak pernah berolahragakah nak?

Mendengar jawaban atas pertanyaan Hiryu yang seakan-akan senjata makan tuan melihat ekspresi malu Asriel membuat Hiryu semakin mempertajam garis senyum yang terpatri di wajahnya. Jawabanmu seperti mengaku bahwa kau tidak bisa berolahraga kan? Tapi Hiryu pura-pura tdak tahu saja, apalagi tempat fitness ini kebetulan hanya didiami oleh mereka berdua, sekalian saja Hiryu mengambil kesempatan sebagus ini yang tidak mungkin dilewatkannya.

Dan sekarang pemuda itu menanyakan kenapa Hiryu ada disini, sekali lagi Hiryu hampir membuat perutnya sakit dan airmatanya mengucur keluar karena berusaha menahan tawanya yangnantinya pasti akan menjadi terbahak-bahak. Sebaiknya Hiryu mempermainkan jawabannya saja dulu dengan pemuda bergelas sapphire ini.

"Kenapa ada disini? Kalau kukatakan aku berada disini karena merasa yakin akan keberadaanmu di tempat ini apakah kau percaya?"

Melepaskan pelukakannya dari Asriel, Hiryu beralih ke alat olahraga yang biasa ia gunakan, menatap Asriel sebelum menggunakan alat olahraga yang menuntut tubuh khususnya bagian kaki untuk bergerak (model lari itu loh).

"Kalau alat yang ini kau pasti bisa kan? Jangan bilang semua alat olahraga yang ada disini tidak bisa kau gunakan semuanya, ayo kau coba yang ini dulu"

Mengejek? Mungkin dilihat dari ucapan Hiryu barusan, tapi jujur saja Hiryu tidak bermaksud seperti itu, ia hanya mempunyai rencana tersembunyi ketika Asriel menggunakan alat olahraga ini, apa rencana itu? Ada deh~ *dijitak* yang penting dia hanya ingin melihat apa benar Asriel itu tidak bisa menggunakan semua alat olahraga ini? Kalau benar hebat juga tuh.

Oh no, apakah lelaki bermarga Asriel ini telah mengatakan suatu perkataan yang seperti termakan kata-kata sendiri? Terjadi salah pengucapan karena gugup adanya seseorang yang selalu menjahilinya. Hm, jika diingat-ingat Laverty sering digoda oleh sifatnya yang menurut dia sedikit aneh, tetapi pemuda bergelas saphire mencoba tidak berkata yang menyakitkan dan mencoba menerimanya. Cukup sulit, jika dicoba mungkin tidak salah.

Hmph, jawaban apakah itu? Ingin membuat lelaki yang lebih muda darimu menangis dan marah? Haruskah percaya dengan perkataan demuda yang lebih tua? Sedikit mempercayai, tapi dari cara berpakaian, bisa dibilang bukan keberadaan Laverty tetapi mempunyai niat yang sama. Entah kenapa jika dekat dengan Hiryu, pemuda remaja ini terlihat sangat polos--ehm, sedikit bodoh--sekali. Selalu menjawab pertanyaan dengan menahan ketawa. Apakah yang dikatakan Laverty sebuah lelucon kah? Ah biarkan. Itu semua salah satu sifatnya, harus bersabar.

Mengingat tujuan mengapa Laverty ketempat fitness ini, Hiryu menuntjukkan salah satu peralatan olahraga yang cukup dikuasai. Jika hanya lari sih, bisa saja. Jika disuruh mengangkat beban atau semacamnya yang seperti itu juga. Hm? Tidak salah membuktikan jika pemuda yang lebih mungil memperlihatkan jika dia bisa berolahraga juga. Yah, jika tingkat kecepatannya tidak sulit, just okay.

" Kenapa aku haru-? Yah sudah." berjalan lalu memakainya dengan kecepatan 'medium' . Hm, jika dicoba bisa bukan? Ah untungnya bisa juga. Tapi apa kalau dipikir-pikir Laverty sedang dipermainkan bukan? Ah, hanya perasaan saja mungkin. Diukuran kecepatan yang sedang, pemuda yang lemah fisiknya pun mudah mengikuti kecepatannya.

" Hm, Hiryu? Emangnya kenapa kau menyuruh ke alat ini?"

Nah, let's see now..

Rencana apalagi yang Hiryu buat kali ini? Yah, yang pasti apaun rencana yang dia buat PM sendiri saja yakin 100% bahwa rencana itu pastilah rencana licik, memang tidak ada yang suci di pikiran seorang Hiryu Rexford ini. Dan sekarang sasarannya adalah pemuda berwajah cantik bernama Laverty Asriel yang sekarang sednag ada di hadapannya, terlihat seperti mangsa empuk di mata Hiryu.

No pain no gain..

Hm?

Kenapa sebuah istilah seperti itu tiba-tiba muncul di benak Hiryu? Sepertinya dulu, dulu sekali pernah ada seseorang yang bicara tentang hal seperti ini pada Hiryu? Tapi Hiryu tidak ingat siapa orang itu. Ah, untuk apa pula Hiryu mengingat kembali kenangan kelam tentang kedua orangtuanya yang munafik di rumah brengseknya yang dulu?

Suatu tindakan durhaka memang jika dilihat dari kacamata kedua orangtuanya tapi tidak bagi Hiryu. Jurusan kedokteran, hah! Apa pula itu? Katanya itu pekerjaan yang menyelamatkan nyawa banyak orang sampai-sampai ada yang mengira dokter adalah tangan Tuhan yang ditakdirkan untuk menyelamatkan umat manusia dan bla..bla..bla..Hiryu malas mengingatnya lagi.

Kenyataan memang tidak seindah harapan, yang ada di dunia ini sekarang adalah kebusukkan para dokter yang langsung gelap mata melihat uang yang ada di hadapan mereka, memang tidak semuanya seperti itu sih, tapi yang tidak seperti itu juga hanya dapat ditemukan 1 banding berapa silakan kalian tebak sendiri, pastinya dunia penuh kebusukkan seperti itu tidak lebih rendah dari sampah, bahkan mungkin lebih rendah.

Mengingat hal itu untuk sesaat kesadaran Hiryu seperti melayang entah kemana, terlihat pandangannya yang hampa namun segera disadarkan dengan ucapan pemuda yang menuruti ajakan Hiryu untuk mencoba alat olahraga yang ini, yang hal itu berarti dia juga termakan umpan Hiryu dengan mudahnya.

Dan pemuda itu sekarang menanyakan kenapa Hiryu menyuruhnya untuk memakai alat olahraga yang ini bukan yang lain. Hmp benar-benar pertanyaan yang bagus nak secara PM sendiri baru memikirkan mau melakukan apa ketika melihat pertanyaanmu ini, tentu saja untuk memasukkanmu ke dalam perangkap Hiryu kan?

"Kulihat kau tidak ada masalah dengan alat olahraga ini, walaupun..yah, kecepatannya segitu sih"

Hiryu tersenyum geli melihat kecepatan Asriel yang baginya seperti berjalan-jalan santai saja, biasanya kan dia memakai kecepatan model tinggi, sombong? terserah kalian mau bicara apa, yang pasti sekarang Hiryu tidak akan peduli karena tangannya sekarang mulai bergerak ke arah dimana tombol kecepatan itu berada.

"Tapi, apakah kau bisa melakukan yang ini?"

Dengan senyum licik khas milik Hiryu yang terpatri sempurna di wajahnya Hiryu langsung menekan tombol kecepatan ke arah yang lebih cepat tentunya, tidak sampai max memang, lalu secara perlahan-lahan, tangannya mulai meraba badan mungil Asriel dari samping, tidak memeluknya hanya meraba saja memang.

Tapi silakan anda semua membayangkan bila tubuh anda yang lemah tidak mungkin untuk memakai alat olahraga lari ini dengan kecepatan yang 'wew!' lalu tiba-tiba ada tangan yang mulai meraba-raba badan anda dengan liarnya, apakah anda bisa tetap berkonsentrasi dengan alat olahraga yang sedang anda gunakan? Silakan coba sendiri, dijamin anda akan jatuh dalam hitungan detik, menit kalau anda bisa bertahan.

Ternyata sekali berolahraga cukup membuat anak tunggal keluarga Asriel menjadi sesak napas karena kelelahan berolahraga. Jika dilihat, dia baru mencoba alatnya bukan berolahraga. Kalau mencoba saja seperti itu, apalagi dengan berolahraga serius? Bisa-bisa keesokan hari pada surat kabar hari esok ada suatu berita yang memberitakan ada seorang pelajar mati ditempat fitness karena kelelahan berolahraga. Itu semua jangan sampai terjadi. Akan disimpan dimanakah muka pemuda bermarga Asriel ini? Dalam sekejab menjatuhkan harga diri dengan sebuah hal yang sangat konyol.

Jangan tertawakan. Semua itu karena keluarga yang tidak mengerti sang anak. Kau bayangkan saja, setiap hari berdiam diri di sebuah ruangan dengan penuh surat-surat, buku, dan orang yang membantu untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sampai berolahraga saja tidak ada cukup waktu. Hanya sekedar berenang dan lari pagi saja yang biasa dilakukan. Yup, sedikit berkuda juga tidak ada masalah. Ah, sudahlah dengan kehidupan dulu. Kembali saja ke tempat dimana Laverty sedang mencoba alat olahraga yang ditunjukan oleh Hiryu. Yah, sekarang masih bisa mengikuti kecepatan.

Mengapa Hiryu berkata seperti itu? Sebuah ejekan kah jika kecepatanoya segini saja? Cukup mencurigakan sekali. Yah mau bagaimana lagi kalau pemuda bergelas saphire telah mencapai hampir batas kemampuannya. Menurutnya, jika seperti ini orang pun melihatnya wajar saja. Mungkin karena Hiryu yang tampaknya sudah sering memakai kecepatan yang cepat sehingga melihat pemuda yang tidak terbiasa ini aneh. " Hm? Kenapa Hiryu?" sedikit curiga itu wajar kan?

Mulai kembali dengan tangan jahil seorang pemuda yang bertubuh besar itu. Eh? Tangan itu menekan sebuah tombol yang menaikan kecepatan sampai max?! " Hiryu k--!" kata-kata yang belum selesai terhenti oleh rabaan dari tangan penuh nafsu bejat kejahilan. Kamu mau membunuh Laverty kah? Sudah meningkatkan kecepatan, sekarang menganggu konsentrasi pikiran pemuda mungil ini yang sedang mencoba menyamai kecepatannya. " Ah. . Ah. . Hir. .yu! Hiryu!" eh? Mengeluarkan suara aneh karena Hiryu merabanya, tetapi kembali normal.

" Hiryu ! Aku. . " yap, tidak kuat menyamai kecepatan dan gangguan. Muka Laverty mulai merah karena kelelahan dan hal lain. Huh, hanya sanggup satu menit 20 detik menahan dari kejahilan Hiryu. Oups, Laverty akan jatuh. Apakah Hiryu menolongnya? Jika tidak, ucapkan selamat tinggal pada kehidupan yang aneh ini.

Licik? Begitulah Hiryu. Dan kalian juga tidak bisa menyalahkan Hiryu karena sifatnya itu, kalau mau menyalahkan silahkan salahkan kedua orangtua pemuda bergelas bloody red ini yang meneyababkan sifatnya menjadi seamburadul seperti yang telah dikatakan oleh saya barusan. Tapi andaikan Hiryu bukan Hiryu yang sekarang, Hiryu yang lain, versi baiknya mungkin? Apakah akan berbeda yah? Tentu saja, 180 derajat atau harus kita katakan 100% akan benar-benar berbeda dijamin keasliannya.

Tapi yah, kalau boleh dibilang kau ini termasuk yang beruntung Asriel, biasanya di muka umum Hiryu terus menerus memperlihatkan topeng yang diandalalkannya, topeng senyum, khususnya senyum yang ramah tentunya. Kalaupun berekspresi paling-paling hanya tersenyum kecil? Hiryu tidak pernah tertawa terbahak-bahak sampai perutnya sakit dan airmatanya mengalir keluar dari pelupuk gelas bloody rednya seperti saat bersama dengan Asriel seperti ini.

Dan sekarang, menghadapi kenyataan yang ada di hadapannya, Asriel, pemuda yang menarik minatnya sejak pertemuan hancur mereka pertama kali di kamar 303, kamar tepat di sebelah kamar Hiryu yang ditempati pemuda bergelas sapphire ini. Dan seakan-akan takdir mempertemukan mereka kembali, sekarang Hiryu berada di sini, di fitness bersama dengan pemuda yang menarik ini lagi.

Seperti sebuah permainan, geli melihat pemuda yang berusaha menyeimbangkan kecepatannya dengan kecepatan tombol yang baru saja ditekan Hiryu ke arah kecepatan diatas medium. Tidak terbiasa olahraga eh? Atau karena kau terbiasa diperlakukan seperti seorang pangeran dimana kalau memerlukan sesuatu hanya tinggal menyuruh pelayanmu untuk mengambilkannya?

Keluarga Hiryu sebenarnya juga tidak bisa dibilang sederhana mengingat pekerjaan kedua orangtuanya yang menurut mereka sukses mengambil banyak uang, uang haram lebih tepatnya. Kembali ke topik awal, Asriel mulai mengeluarkan suara yang aneh ketika badannya diraba oleh Hiryu sekaligus harus berkonsentrasi untuk menyamai kecepatannya atau dia akan terjatuh.

"Suara yang sangat Asriel-chan, lebih tepat kalau kukatan menggairahkan?"

Hiryu tersenyum menahan tawa, tidak terlalu menyangka Asriel akan mengeluarkan suara seperti itu mengingat kasus kejadian dulu dimana Asriel sama sekali tidak mengeluarkan suara semenarik yang sekarang dia lakukan menurut Hiryu. Dan..yak! Sepertinya pemuda itu sudah benar-benar mencapai batasnya melihat wajahnya yang sekarang sudah benar-benar merah dengan kecepatan dan hal lain yang dilakukan Hiryu.

Bagaimana kali ini Hiryu? Perlukah pemuda mungil itu kau tolong? Kalau tidak kau tolong 'mainan' yang sulit ditemui seperti ini akan menghilang lho, dan karena kamu hanya berdua saja di ruangan ini, bisa-bisa kau dicurigai sebagai pembunuh pemuda mungil ini *seperti cerita-cerita detektif saja*. Akhirnya Hiryu pun menurunkan Asriel dari alat olahraga itu, setelah ia lalu mendorong Asriel ke pojokan, memegang erat kedua tangan Asriel dengan satu tangan kanannya di atas kepala Asriel.

"Sudah capek sekali ya? Kasian, bagaimana kalau kuberikan ciuman agar kau bisa pulih kembali?"

Benar-benar permainan ala Hiryu, masih dalam keadaan lelah seperti itu, langsung diseret ke pojokan dan tidak membiarkan pemuda itu bisa membebaskan diri darinya dengan cara mengunci erat kedua tangan mungil pemuda itu di atas kepalanya (ingat posisi Kamui pas dilukai sama Fuuma yang baru berubah kan? Nah kayak gitu). Dengan cepat Hiryu pun langsung mendekatkan bibir miliknya ke arah bibir pemuda itu, ciuman biasa dulu memang, tapi tangan satunya, yang tidak mengunci tangan Asriel, dia gunakan untuk menyusup secara perlahan-lahan ke dalam baju Asriel.

Oh sangat memalukan sekali. Didepan orang yang menakutkan itu, pemuda yang kecil telah memperlihatkan kelemahannya. Yah, lawan yang sepertinya ahli dalam kekuatan fisik pasti menang melawan yang tidak kuat dengan kegiatan yang menyangkut kekuatan tubuh. Apalagi dijahili ditempat yang tidak disukai oleh pemuda yang kalah itu.

Mengeluarkan suara yang memalukan sekali. Apalagi disebelah ada seorang yang menjahili Laverty mendengarnya dengan jelas. Seakan-akan ditelan oleh bumi. Oh dear, malu sekali. Muka merah merona karena malu dengan perbuatannya sendiri. Hm? Apa yang tadi dikatakan oleh Hiryu? Mengairahkan? Apa maksudnya mengairahkan? Menurut pemuda bergelas saphire tidak merasakan seperti itu. " Eh? Apa?!"

Eh, sudah lelah menyamai dengan kecepatan dan rabaan dari tangan jahil Hiryu. Sudah tidak tahan oleh itu semua, sampai hampir pingsan ditempat itu sekarang. Ah, ternyata tiga detik sebelum tumbang, sudah diturunkan dari alat yang menyiksa. Loh? Sudah merasa aman karena sudah lepas dari sebuah perabotan yang menakutkan. Tiba-tiba didorong oleh Hiryu sampai kepojokan dan memegang erat tangan Laverty. Apalagi yang dilakukan oleh pemuda berbadan besar ini? Bad feel kembali datang. Dengan napas yang sudah terengah-engah karena kelelahan sekarang ditambah dengan debaran jantung yang tambah cepat.

Hah? Sebuah ciuman? Oh tidak Hiryu. Laverty hanya menginginkan sebuah ketenangan dan minuman yang dingin saja. Bukan sebuah sentuhan bibirmu. " Eh. . Hiry--em" terlambat. Tadinya untuk mencegah sifat yang buruknya kembali keluar, sekarang terlambat. Kejadian yang ada dikamar tiga ratus tiga terdahulu terjadi kembali. Ciuman dari Hiryu kembali menyerang Laverty. Entah apa yang dipikirkan oleh pemuda kecil ini, menerima dengan mudahnya sentuhan bibir Hiryu. Memberontak tetapi sepertinya percuma saja. Karena kedua tangan Laverty dikunci oleh satu tangan yang cukup besar.

Bagaimana dengan tangan yang sebelahnya? Yup, bad feel kembali hadir. Tangan yang penuh misterius itu memasuki kebaju pemuda berambut hitam. Memberontak tiada henti, karena kalah kekuatan sehingga tidak bisa lepas. " Em, Hir. .Hiryu!" lagi-lagi hanya ini yang bisa diucapkan oleh Laverty. Semakin lelah dengan ditambah tindakan pemuda penghuni tiga ratus empat.

---

OOT: wah! Malu Dx. . Maaf dikit. . Ah. . Kalau ada yang salah. . IM saja X3

Fuh, lucunya pemuda di hadapannya ini. Digoda sedikit seperti ini saja dia sudah berekspresi seperti itu, apalagi ketika Hiryu berkata bahwa suaranya tadi 'menggairahkan'. See? Terbata-bata dengan kalimatnya sendiri dan merona merah seperti itu sudah memberikan cukup banyak petunjuk bagi Hiryu untuk menebak perasaan yang sedang melanda pemuda bergelas sapphire ini.

Dan sekarang, Hiryu memegang erat tangan mungil pemuda ini, menguncinya erat, tidak memberikannya kesempatan untuk meronta atau berbicara lagi Hiryu langsung melayangkan, mendekatkan bibirnya di bibir pemuda itu, tidak bisa dikatakan ciuman yang pertama terhitung ciuman yang sudah dilontarkan Hiryu pada Asriel di malam-malam sebelumnya, di tempat ketika dimana mereka berdua bertemu untuk pertama kalinya, pertemuan yang tidak bisa dibilang menyenangkan. Hiryu melepaskan bibir itu, menatapnya lama.

Suara ini, tubuh ini, nafas ini, wajah ini..

Apa? Apa itu? Kenapa tiba-tiba kalimat janggal seperti itu melintas di pikirannya? Sepertinya akhir-akhir ini ada yang aneh dengan Hiryu. Pertama kali bertemu dengan pemuda ini, Hiryu hanya bermaksud menjahilinya saja, hanya sebatas itu, dia juga tidak pernah tertarik dengan yang namanya percintaan antar sesama jenis, 'gay' atau 'homo' bahasa gaulnya. Seiring pertemuan mereka berdua kembali di berbagai tempat, entah kenapa Hiryu tidak ingin melepaskan pemuda ini untuk orang lain. Jika memikirkan Asriel berteman dengan pemuda lainnya di Senior High Schoolnya saja sudah membuat Hiryu gila. Memikirkan bagaimana kalau pemuda ini tiba-tiba saja menghilang dari hadapannya.

Aneh? Terserah kalian mau mengatakan seperti apa kalau kalian sendiri merasakan perasaan seperti itu. Berontakan tubuhnya, dan suaranya yang barusan memanggil nama Hiryu, meminta apa yang dilakukan Hiryu sekarang ini untuk berhenti tidak Hiryu gubris. Dia semakin mempererat genggaman tangannya yang mengunci kedua tangan mungil itu. Lalu, masih dengan tangan satunya bergesekkan dengan tubuh hangat pemuda itu, Hiryu mulai memainkan tangannya yang nakal itu di atas dada Asriel. Memilinnya serta menekannya, walaupun tidak keras.

Sementara itu, masih belum merasa cukup Hiryu mendekati leher pemuda itu sekarang, menjilatnya dengan perlahan-lahan, seakan-akan menikmatinya, seperti menjilat sisa bumbu snack yang ada di tanganmu setelah kau selesai makan, tidak ingin langsung menghabisinya, naik, naik, akhirnya menuju ke alat pendengaran Asriel, Hiryu menggigitnya, sedikit, membisikkan sebuah kata-kata,

"Menarik kan Asriel? Kita tidak sempat melakukannya waktu itu karena ada beberapa halangan, sekarang kita bisa melakukannya dengan bebas, jangan khawatir, ketika kau sadar, semua ini sudah akan selesai, meninggalkan beberapa jejak di tubuhmu, mungkin ya, ini baru permulaan, bersiaplah"

---

OOT: Wew, maaf kalo GJ, bersiaplah menuju ke +18 nakama *evilsmile* *bantai*

Apakah mempermainkan seorang lelaki itu enak? Mencium serama jenis sebuah hal yang menyenangkankah? Memegang, mengodai sesama gender sebuah yang menenangkan hati? Semua pertanyaan itu sedang terjadi pada diri pemuda berambut hitam. Semua pertanyaan tersebut lewat begitu saja. Harusnya semua pertanyaan itu dilontarkan oleh lelaki bergelas saphire kepada lelaki bergelas blood red. Entah kenapa, saking gugupnya--takut dengan Hiryu--tidak bisa mengatakan kata-kata tersebut. Hmph, seakan-akan mulut terkunci dan kunci itu dibuang jauh-jauh sehingga tidak bisa terbuka. Hanya bisa mengucap satu dua kata, yaitu 'Hiryu' dan 'lepaskan'. Entah mengapa hanya kata tersebut yang sering diucapkan. Apalagi dengan posisi seperti ini. Coba bayangkan lah, susah sekali untuk memberontak kesana kesini.

Semakin erat genggamannya.

Ackh, sakit. Ada apa dengannya? Cengkraman tangan Hiryu semakin kuat. Seperti sedang mempertahankan supaya sang mangsa tidak lepas. Seperti akan kehilangan makanan. Semakin tidak bisa berontak ataupun berbicara. Huh, benar-benar tidak bisa lepas. Wah, tidak lepar dari ciuman, jilatanpun jadi. Ehmph, seperti apa kata peribahasa mengatakan tidak ada akar rotanpun jadi. Ah! Jauh, jangan berpikir yang aneh-aneh nak. Seperti mejilat tetesan ice cream yang mencair.

Sedikit demi sedikit. Jilatanpun sampai ketelinga Laverty. Sedikit ingin menangis. Yap, satu, dua, tiga. Airmata turun begitu saja. Mungkin karena takut dan tidak mengerti dengan perasaan yang menyanggal dihati. Apakah itu perasaan senang atau enak diperlakukan begitu atau tidak suka sama sekali. Sangat terpikirkan oleh pemuda mungil ini. Gigitan dari Hiryu membuat mengeluarkan kata seperti tadi diraba. Hm, memalukan.

" Ah, Hiryu. Hen. .ini. .tida. .men. ." terbata-bata dan takut melontarkan kata-kata yang tidak lazim. " Er. .ah. . Hiryu. .bagaimana aku tidak khawatir. . Lepaskan. .tolong" kembali memberontak dan sambil menangis. Bingung dengan perasaan sendiri.

---

OOT: buset! Okelah! Hehe. . Maae kalau dikit. . Dx. . Lagi ada feel buat Laverty x9 *dijitak Sieg*

Seumur hidupnya Hiryu merasa bahwa dia akan terus bermain-main, tidak pernah serius mengerjakan sesuatu. Kuliah, paling hanya untuk mendapat sertifikat yang memang menandakan dia pernah menggeluti jenjang pendidikkan itu, bekerja? Masih lama, kita lihat saja nanti, yang pasti Hiryu bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, kalau soal menikah? Waduh, pikir-pikir dulu deh, bukan karena soal Hiryu laku atau tidak, hei asal kalaian tahu saja, Hiryu tidak perlu memohon-mohon untuk mendapatkan coklat di hari valentine mengingat kotak lockernya yang akan selalu terisi penuh dengan benda itu di hari H-nya.

Sombong? Silakan anggap seperti itu. Hiryu tidak bercanda, dia malas berhubungan dengan para kaum hawa itu, pernah mencobanya, tapi langsung bosan, belum 3 hari sudah putus, Hiryu yang memutuskan hubungan itu, hampir mendapat sebuah hadiah perpisahan berupa memar merah di wajah, biasa kita sebut tamparan kalau dia tidak berhasil menghindari gerakan tangan wanita itu. Persetan dengan itu semua, membuat Hiryu muak saja.

Dan sekarang menghadapi kenyataan di depannya, Hiryu mulai ragu, jangan-jangan dia..dengan pemuda di hadapannya ini. Ya-yang benar saja! Memikirkannya saja bisa membuat Hiryu muntah, tapi kalau memang sudah terlanjur memiliki perasaan seperti itu mau bagaimana lagi? Perasaan ingin memiliki pemuda bergelas sapphire ini sangatlah besar, mengalahkan perasaan nurani Hiryu untuk menolak melakukan hal itu pada pemuda mungil ini.

Tapi kenyataan memang tidak selalu indah, melihat ekspresi pemuda bernama Asriel ini, mulai menitikkan airmata satu, dua, ketakutan? Pasti mengingat kalau tiba-tiba saja kau diperlakukan seperti ini, tanpa ba-bi-bu segala. Dan sepertinya gigitan Hiryu barusan membuat suara tertahankan yang menurut Hiryu tadi 'menggairahkan' katanya kembali keluar dari mulut mungil itu. Mengeluarkan sepatah dua patah kata tertahankan untuk meminta Hiryu berhenti melakukan hal ini padanya.

Jawaban dari Hiryu? Tidak. Dia malah semakin senang melihat ekspresi Asriel sekarang, perlu diingat, menangis tidak akan mengurangi masalah apalagi di hadapan pemuda bernama Hiryu Rexford ini, semakin kau menangis, semakin dia akan bersikeras untuk mengusilimu, tidak akan berhenti sampai dia sendiri merasa puas.

Kembali menangis dan berkata seperti itu eh? Percuma, Hiryu sudah bertekad untuk tidak melepaskanmu lagi kali ini. Denga tawa mengejeknya kali ini organ pengecap rasa Hiryu itu menempel di wajah Asriel, menyapu airmata yang ada di wajah manis pemuda itu.

"Menarik sekali Asriel, suara yang bagus, kau memintaku untuk melepaskanmu? Betapa bodohnya, tentu saja jawabannya adalah ti-dak"

Hiryu tertawa memegang dagu Asriel untuk menatap wajahnya sekarang. Kedua wajah yang saling bertautan satu sama lain, lalu merasakan sebentar lagi pastilah tempat fitness ini akan penuh karena ini adalah tempat umum dan tidak mungkin bagi Hiryu untuk terus melakukan hal seperti ini walaupun dia sendiri cuek bebek saja, dia memutuskan untuk membawa Asriel mungkin ke kamarnya?

"Disini akan ada banyak yang mengganggu nanti, lebih baik kita berpindah, bagaimana kalu ke ke kamarku?"

Dengan senyum sucinya padahal sudah jelas di dalamnya dia menyembunyikan banyak rencana untuk bermain-main dengan tubuh pemuda itu, Hiryu, sekali lagi mengangkat tubuh pemuda itu, kali ini dia angkat di bahunya, tidak membiarkan Asriel pergi darinya. Membawa barang2nya yang memang tidak terlalu banyak beserta dengan barang Asriel, berat? Bagi Hiryu sih tidak, sudah biasa dengan berat seperti itu, bahkan terkadang lebih, Hiryu membawa Asriel tidak peduli dia mau berteriak, meronta-ronta atau apa keluar dari fitness itu.

[OUT With Asriel]

---

OOT: Pindah tret ya, aku yang bikin, kalo ga setuju nanti PM ato YM aja